Header Ads

  • Breaking News

    JANGAN JADI REMAJA NOL (Bagian 1)

    Bangsa yang kalah akan selalu mengikut atau mengekor pada bangsa yang menang. Dulu orang eropa selalu menunggu karya kaum muslim untuk diikuti karena masa itu adalah masa keemasan Islam. Allah telah memenangkan kaum muslimin dalam banyak peperangan melawan bangsa Persia dan romawi. Kedua emperium besar ini tunduk di bawah pengaruh dan kekuasaan Islam.

    Ketahuilah sobat, tak lain dan tak bukan. Penyebab utama kejayaan Islam waktu itu adalah karena kaum muslimin masih berpegang teguh pada al Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup mereka. Keduanya adalah pusaka warisan seorang hamba, nabi dan rasul pilihan Allah. Dialah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

    Namun, waktu cepat berlalu. Keadaan telah terbalik, justru saat ini kaum muslimin menjadi bulan-bulanan korban penindasan musuh. Negeri kaum muslimin telah dijajah, Pusaka nabi telah dilupakan, Sebagian besar kaum muslimin telah mengekor bahkan tunduk kepada musuh. Na’udzu billah min dzalik.

    Dapat dibayangkan, musibah demi musibah terjadi. Korban bergelimpangan. Kita bahkan hanya bisa menonton saudara-saudara kita menjadi korban kebiadaban Amerika(Nashrani), Israel(Yahudi), Iran(Syiah) dan sekutu-sekutunya. 





    Kemajuan yang musuh raih sungguh menyilaukan mata. Seakan tak bisa dibendung lagi, semua yang keluar dari mereka kita telan mentah-mentah. Tak ada lagi filter iman. Yah, memang peperangan ini akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Namun, siapakah yang rela menggadaikan imannya? Bukankah iman adalah syarat masuk surga-Nya? Apakah penjajahan ini telah mencabut iman kaum muslimin? Terus bagaimana dengan para generasi muda Islam. Bagaimana jadinya ya, kalo mereka telah mengekor dan berpihak pada musuh? Pertanyaan ini mudah-mudahan dapat mengalihkan perhatian kamu pada Islam.

    Sobat muda, pembahasan kita kali ini adalah tentang penyakit remaja Islam yang tentunya harus dihindari. Besar kemungkinan penyakit itu adalah hasil suntikan virus mematikan dari musuh-musuh Islam. Nah, remaja penyakitan tersebut kita namakan dengan “remaja nol”. 

    Hakikat Remaja Nol

    Saudaraku, kita semua tentu sudah tau tentang pemutus kelezatan dunia, banyak orang yang takut dan mau lari darinya. Dialah kematian. Maut adalah akhir bagi semua makhluk. Tapi, tentu saja terpaut jauh antara orang yang mati konyol dengan yang mati dalam kemuliaan. Sangatlah jauh berbeda antara orang yang mati dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan yang mati dalam kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh berbeda antara pemuda yang mati sedangkan hatinya senantiasa terbakar dalam semangatnya memperjuangkan Islam, sangatlah berbeda dengan mereka yang mati dalam syahwat dunia dan kelezatannya yang menyilaukan mata para pemujanya. Bukankah sudah tiba saatnya bagi pemuda dan pemudi untuk menyadari apa hakikat dan tujuan hidup ini, untuk apa kita diciptakan?.

    Kerakteristik remaja nol

    1. Malas
    Remaja nol adalah sosok pemuda yang tidak pernah mau membebani dirinya dengan suatu kesibukan. Bahkan sampai kepentingan dirinya sendiri pun mereka tidak mau ambil pusing. Bayangin deh, bagaimana hancurnya gaya hidup remaja ini. Tak ada yang bisa kita harapkan darinya. Kita akan melihat remaja nol malas belajar, malas mengerjakan tugas-tugasnya hingga kebutuhan hidupnya yang urgen sekalipun ia malas untuk memikirkannya dan yakin saja ia kan malas untuk mewujudkannya. 

    Lalu, apa yang akan kita katakan tentang ibadahnya, shalat malam, witir, sunnah rawatib, puasa sunnah, membaca al-qur’an dan ibadah wajib dan sunnah lainnya.
    Sungguh berat bagi remaja nol untuk melakukan yang sunnah apalagi yang wajib. Sehingga sangat dikhawatirkan mereka mempunyai sifat yang sama dengan orang-orang munafik yang digambarkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya;
    …dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. [an Nisaa:142]

    Riya Ialah melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat. mereka shalat hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
    Lalu bagaimanakah keadaan remaja nol jika dihadapkan dengan permasalahan umat Islam? Sudikah mereka memikirkan keadaan saudaranya muslim? Bagaimanakah si remaja nol ini memposisikan diri dalam barisan dakwah? “Allahumma inniy a’udzu bika minal’ajzi wal kasl wa minal jubni wal bukhl” artinya; Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari ketidakberdayaan, dan kemalasan, dan dari kepengecutan, dan kebakhilan” inilah diantara doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Beliau senantiasa meminta kepada Allah untuk dijauhkan dari sifat malas. Sobat muda, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta perlindungan kepada Allah untuk dijauhkan dari sifat yang tercela yaitu sifat malas. Sebagaimana kita juga dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari syaithan. Ini menunjukkan buruknya sifat ini. Sifat yang harus kita buang sejauh-jauhnya.



    Oleh : Latang bin Pakkasse, S.Pd.I., Lc.,M.A.

    No comments