Header Ads

  • Breaking News

    JANGAN JADI REMAJA NOL (Bagian 2 - selesai)


    2. Mencukupkan diri dengan cita-cita yang rendah padahal ia mampu untuk menggapai yang lebih tinggi dan yang terbaik.

    Remaja dengan sifat yang kedua ini adalah remaja nol yang obsesi da cita-citanya adalah untuk sesuatu yang biasa-biasa saja.
    Ibnul Jauzi pernah berkata dalam kitab Shaidul Khaathir; diantara cirri-ciri kesempurnaan akal adalah cita-cita yang tinggi sedangkan yang merasa puas dengan yang rendah adalah orang yang hina dan saya belum melihat aib yang nyata pada manusia sebagaimana aibnya orang tidak mau mencapai kesempurnaan.


    Beliau juga berkata; seandainya derajat kenabian bisa diperoleh dengan ijtihad(kesungguhan), maka aku akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya.
    Allah Ta’ala berfirman yang artinya; “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (al Furqan:74)

    Lihatlah sobat, “Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” Allah tidaklah mengatakan “Jadikanlah kami diantara orang-orang yang bertaqwa” lihatlah! Allah mendidik kita untuk senantiasa mempunyai semangat yang tinggi lagi suci terbukti dengan amalan nyata.
    Dengarkanlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;”jika kalian meminta surge kepada Allah, maka mintalah kepadaNya surga firdaus yang tinggi”

    Kenapa kita mesti meminta surga firdaus yang tinggi? Karena seorang muslim adalah pribadi yang senantiasa berada dalam kebenaran, ia hidup dalam kemuliaan dan takkan rela untuk dihinakan, jika ia mati ia pun mati dalam kemuliaan yaitu syahid di jalan Allah Ta’ala. Seorang muslim selalu menjadikan Allah sebagai tempat untuk berlindung sehinga Jannah yang tertinggi adalah balasan yang setimpal untuknya.





    Imam Ahmad pernah berkata; masa peristirahatan seorang mukmin adalah awal menginjakkan kakinya di surga. 
    Sobat muda, kita takkan pernah lepas dari fitnah dan cobaan maupun masalah. Menuntut ilmu adalah masalah, apatah lagi berkorban di jalan Allah Ta’ala. Bahkan dalam kubur, padang mahsyar pun kita masih perlu untuk berjuang. Jadi, kapankah kita lepas dari masalah? Yah, Surga adalah tempat peristirahatan yang hakiki. Maka semua orang akan masuk surga kecuali yang menolak. Yaitu orang-orang yang berpaling dari petunjuk al-qur’an dan sunnah.

    3. Tidak punya tujuan atau skala prioritas dan tidak mau berusaha mencoba hal yang baru.

    Merasa puas dengan bangun jam 5 subuh untuk shalat subuh tanpa ada keinginan dan usaha untuk bangun lebih awal padahal itu adalah yang terbaik bagi seorang muslim.
    Murid Imam Ahmad pernah berkata; aku menemani beliau(Imam Ahmad) selama kurang lebih 20 tahun. Setiap hari selama 20 tahun itu, selalu saja saya melihat Imam Ahmad mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

    Perinsip seorang muslim: setiap hari mengalami perubahan kearah yang lebih baik, tidak puas dengan yang ada sekarang ini.
    Sobat muda, saat ini menghabiskan waktu adalah fenomena yang melanda para remaja. Seorang ulama yaitu Syaikh Jamaluddin al Qaasimy di damaskus, beliau pernah lewat disebuah warung kopi dimana di dalamnya banyak orang yang duduk-duduk minum dengan santainya, beliau berkata; seandainya waktu mereka bisa kubeli maka sungguh aku akan membelinya.

    Fenomena menghabiskan waktu sungguh sangat memprihatinkan. Seharusnya kopi tersebut bisa diminum dalam beberapa menit saja tapi, kebanyakan orang rela membuang waktunya berjam-jam dihadapan secangkir kopi.
    Beliau juga pernah diundang pada sebuah acara perjamuan, beliau bersedia untuk ikut dengan syarat beliau di izinkan untuk membawa buku yang akan ia baca. Hal itu Beliau lakukan demi untuk menggunakan waktunya kepada hal-hal yang bermanfaat.

    4. Terlalu dini mengucapkan kata “mustahil” dan “saya tidak bisa”.

    Sejenak, kita menoleh kebelakang, disana ada negeri yang pernah ramai oleh para penuntut ilmu. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam asy Syafi’I, Imam Ahmad, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Bukhari dan muridnya Imam Muslim adalah diantara nama-nama yang terkenal di masa bangkitnya para pemuda untuk menuntut ilmu agama dan nama-nama itu akan terus dikenang sepanjang masa. Kenapa muncul nama-nama ulama tersebut dalam sejarah? Terus kenapa kita tidak tercatat dalam sejarah? Jawaban yang paling tepat adalah karena belum apa-apa kita sudah berkata mustahil.

    Seorang panglima romawi yang bernama Napoleon Boneoparte pernah ditanya; bagaimana anda bisa menanamkan jiwa kesatria dalam jiwa pasukan anda? Ia menjawab; saya senantiasa memberikan tiga solusi atas tiga masalah yang dilontarkan kepadaku, jika ada yang berkata; aku tidak mampu, kukatakan padanya; berusahalah. Jika ada yang berkata; saya tidak tahu, kukatakan padanya; belajarlah, dan jika ada yang berkata; mustahil, kukatakan padanya; cobalah.
    Jadi, inilah tradisi orang sukses. Tidak ada kata mustahil dalam diary mereka. So, jadilah remaja yang berani berkata “aku bisa insyaAllah”. Karena setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ditanamnya. hanyalah keberhasilan itu berpihak pada orang yang berani mengetuk pintu. Promise!

    Oleh : Latang bin Pakkasse, S.Pd.I., Lc.,M.A.

    No comments